Widget edited by Blog Mas Hanif

Teks Berjalan

...< TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGUN ANDA, SEMOGA ADA KEBERKAHAN DARI BACAAN INI...AAMIIN ALLAHUMMA AAMIIN ...>

22 Apr 2013

AL-ZILZAL , Belajarlah dari Ayat ALLAH tentang "Gempa"

by: Radea
Gempa Bumi


Mari sahabatku kita bersiaga penuh dengan teguhkan kembali keyakinan kita, bahwa tidak ada makhluq yang kuasa, hanyalah Allah yang kuasa. Tiada penolong dari makhluq sekaliber apa pun dia, apa itu dari pemimpin dunia hebat yang digjayanya sekelas Fir'aun atau pun gemilang hartanya sekelas Qorun laknatullah alaih.. Semua pasti berakhir dengan kehancuran dan kebinasaan..! Kematiannya penuh ratapan dan itu semua diabadikan jelas, tertulis dalam firman Tuhan..Allah Ta'ala lewat Al-Qur'an..

Saat ini patut kita cermati bahwa frekwensi gempa bumi dimana-mana terus meningkat, tiap jam bahkan tiap menit. Dari berbagai belahan bumi diberitakan anak-anak manusia bergelimpangan dan terkubur oleh dunianya sendiri. Hal ini memberi tanda bahwa Allah tengah memberikan peringatan agar manusia tidak terlena dengan keangkuhannya.

Kenapa bumi GEMPA (berguncang)..? 
Ingatlah Allah SWT telah mengingatkan lewat SURAH AL-ZILZAL “GEMPA”

بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Surah ini melukiskan aspek permulaan dari akhir zaman. Alquran memberikan gambaran tentang bagaimana penciptaan dimulai, bagaimana ia akan berakhir, dan bagaimana penciptaan berikutnya akan terjadi. Di sini kita diberi sebuah model tentang kapan penciptaan mencapai kesempumaannya dan berhenti, yang menandai permulaan dari siklus berikutnya di mana alam semesta akan runtuh. Model ini dapat kita pahami melalui bahasa yang menarik bagi kejasmaniahan dan humanitas dasar kita.

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا
1. Tatkala bumi berguncang dengan guncangan yang dahsyat,

Di sini kita diberikan suatu gambaran yang gamblang tentang guncangan bumi, tentang gonjang-ganjingnya. Ini akan menjadi akhir dari kerasnya bumi dan kekokohannya yang nyata, seperti kembali ke saat ketika bumi berupa zat cair, sebelum gunung-gunung muncul di atas logam cair dari inti bumi. Proses awal akan membalik.

'Tatkala bumi berguncang' menunjukkan bahwa peristiwa ini akan terjadi. Jika dulu kita dapat membayangkan Lembaran yang memuat keseluruhan rentang waktu penciptaan dalam diri kita, kita akan melihat peristiwa yang termuat di dalamnya dan akan dapat menghentikan jalannya waktu di dalam diri kita. Inilah yang terjadi pada Nabi pada Laylat al-Qadr tatkala Alquran ditumnkan kepadanya dan seluruh pengetahuan dibukakan kepadanya. Beliau ingin sekali membawakan seluruh pesan sekaligus, tapi turun ayat yang mengatakan, 'Jangan tergesa-gesa, semuanya akan terbentang.' Beliau ingin menanamkan pengetahuan bahwa yang kita anggap padat dan kokoh, yakni, semua eksistensi material, adalah bersifat terbatas.

وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا
2. Dan bumi mengeluarkan bebannya,

Atsqal (jamak dari tsiql) berarti 'beban, berat'. Kita menganggap bumi itu padat dan berat, tapi ayat ini memberitahu kita bahwa akan terjadi peristiwa di mana bumi akan mulai pecah berantakan. Kata atsqalaha dapat juga berlaku pada orang yang memikul beban berat. Secara khusus, ayat ini berkenaan dengan akhir penciptaan fisik dan pecahnya dunia. Tubuh manusia juga merupakan sebuah kiasan dunia: beban berat batin kita juga akan dibongkar dan dikeluarkan setelah kematian.

وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا
3. Dan manusia berkata: 'Apa yang telah terjadi padanya (dunia')?

Dan kemudian manusia, insan, yang karena sifatnya selalu ingin mencari tahu, bertanya-tanya sendiri. Tiba-tiba keadaan terhenti itu diaktifkan dan dibangkitkan kembali, yang menyebabkannya bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.

يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا
4. Pada hari itu bumi akan menyampaikan beritanya,

Segala sesuatu akan diungkapkan sebagaimana adanya. Tidak akan ada lagi persembunyian, tidak ada lagi rahasia dan perbuatan yang tersembunyi dalam diri kita. Wilayah amal akan dihilangkan dan tidak akan ada lagi kemungkinan apa pun untuk kita berpegang teguh pada lapisan-lapisan nafs kita yang sebelumnya dapat menyembunyikan banyak sekali rahasia.

بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا
5. Karena Tuhanmu akan mewahyukan kepadanya.

'Tuhanmu mewahyukan kepada bumi' berarti bahwa kemacetan kosmis ini sudah ditentukan dan bahwa hal itu akan terjadi pada saat yang tepat. Gempa bumi terakhir akan datang atas perintah sang Pemelihara, sang Pencipta. Hal tersebut telah ditentukan sebelumnya, karena segala sesuatu dalam realitas ini memiliki takdirnya sendiri dan semua takdir saling berhubungan, dan mereka dihubungkan oleh Kekuatan Halus yang tak kentara.

يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ
6. Pada hari itu manusia akan keluar dalam kelompok-kelompok untuk diperlihatkan segala amal perbuatannya.

Yashduru, dari shadara, yang berarti 'keluar, kedepan, berasal', dan 'membawa kembali'. Shadr berarti 'depan, dada', dan masbdar berarti 'sumber'.

'Amal berarti 'perbuatan', yang menunjukkan penjelmaan lahiriah dari niat-niat seseorang. Namun, saat yang dimaksud dalam ayat ini akan terjadi dalam wilayah amal. Menurut Alquran, dalam alam eksistensi ini di mana persoalan lahir (syariat) mempengaruhi persoalan batin (hakikat), pertama-tama kita memahami padatnya segala hal dan kemudian menyelidiki kehalusan realitas gaib mereka. Oleh karena itu, dalam alam ini yang padat meliputi yang halus.

Dalam pengalaman berikutnya akan terjadi kebalikannya: hal pertama yang akan kita lihat adalah unsur-unsur halus. Kita akan melihat segala niat kita dengan jelas dan siapa kita sesungguhnya. Ini tidak berarti bahwa seorang pematung secara tiba-tiba akan melihat semua patungnya berdiri di hadapan dia. Kita tidak akan melihat pekerjaan kita menurut pengertian itu, tapi yang kita lihat adalah hakikatnya. Nabi berkata, 'Amal hanya sesuai dengan niatnya.' Niat kita akan menjelma di dunia akan datang; kita akan melihat hati kita, yang pada saat sekarang kita takut sekali untuk memeriksanya. Kita akan melihat apa yang telah kita lakukan, apa niat paling dalam kita, dan motivasi sejati untuk semua perbuatan kita. Pada saat itu kita akan berhadap-hadapan dengan kebenaran mengenai apakah kita beramal dalam rangka mengenal Allah, atau sekadar untuk memenuhi tuntutan realitas dan menyenangkan orang lain.

وَمَن يَعمَل مِثقَالَ ذَرَّةِ خَيْرّاً يَرَهُ
7. Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat atom, ia akan melihatnya,

Barangsiapa melakukan kebaikan sekalipun seberat atom dan berbuat dengan niat yang murni—fi sabil illah (di jalan Allah), karena Allah—akan melihat semua perbuatan baiknya di hadapan dia.

وَمَن يَعمَل مِثقَالَ ذَرَّةِ شَرّاً يَرَهُ
8. Dan orang yang mengerjakan amal keburukan seberat atom, ia akan melihatnya.

Segala sesuatu akan dibentangkan dengan seutuhnya. Dalam Alquran kita diberitahu bahwa yawm al-Qiyamah (Hari Pengadilan) setara dengan 50.000 tahun kita. Pada hari itu kita akan melihat segala sesuatu seakan-akan dalam gerak lambat. Bayangkan bahwa dalam keadaan marah seseorang memukul seorang anak kecil, dan seseorang lain secara diam-diam merekam kejadian itu. Bayangkan penderitaan yang akan dirasakan orang itu ketika melihat dan mendengar rekamannya ditayangkan lagi. Ini contoh tentang apa yang akan terjadi di kehidupan mendatang.

Logika sederhananya, bukan Tuhan yang murka akan tetapi banyak anak manusia yang tidak mampu jadi khalifah di bumi, jauh dari dzikrullah dan dengan sendirinya bumi pun dengan sifat alaminya mencari keseimbangan. 

Disisi lain, mungkin tidak kita sadari bahwa nilai kebenaran tengah mengalami erosi yang signifikan dan hal ini ditandai dengan masa-masa fitnah, kebodohan dan bercampurnya pemahaman manusia sehingga tidak mengenal lagi halal dan haram.

Padahal Baginda Nabi saw mengingatkan kita bahwa di akhir zaman manusia akan mengalami kejahilan yang akut..
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Akan datang pada manusia suatu saat di mana seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapat, apakah dari yang halal atau yang haram." 
(HR Ahmad dan Bukhari)

Tidak ada komentar: