Widget edited by Blog Mas Hanif

Teks Berjalan

...< TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGUN ANDA, SEMOGA ADA KEBERKAHAN DARI BACAAN INI...AAMIIN ALLAHUMMA AAMIIN ...>

12 Apr 2013

"Mengenali Diri" dalam Keterbatasan PIkir

Kenali dan mana diri anda..?

Jika anda tidak kenal diri sendiri, bagaimana kita hendak tahu hal-hal yang lain..? Yang dimaksudkan dengan "Mengenal Diri" itu bukanlah mengenal bentuk dzahir anda; tubuh, muka, kaki, tangan dan lain-lain anggota badan kita ini. Karena mengenal semua hal itu tidak akan membawa kita banyak mengenal Alloh. Dan bukan pula mengenal perilaku dalam diri kita, yaitu bila anda lapar kita makan, bila dahaga kita minum, bila marah kita memukul dan sebagainya. Jika anda berpikir demikian, maka binatang itu sama juga dengan kita. 
Yang dimaksud disini sebenarnya 'Mengenal Diri' yakni "Mengenal apa yang ada di kedalaman dirinya itu..?" Tiada lain, itulah hati atau Ruh.

Sebagai pesan awal, hati-hatilah dengan perasaan dan marah..? Karena hal ini perlu ditaklukan atau ditundukkan di bawah perintah Raja. Awas bukan 'bukan dibunuh atau dimusnahkan' karena semua juga ada tugas dan punya nilai serta diperintah pencipta-Nya. Kata kuncinya jangan sampai perasaan dan marah menguasai Aqal,karena akibatnya Ruh akan berantakan dan binasa.

Untuk menjalankan perjuangan memenej Ke-Ruhani-an ini, diperlukan upaya pengenalan kepada diri dalam hubungannya dengan Tuhan, ibaratkan saja seperti ini;

1. Jiwa Raga/Tubuh itu anggap sebagai sebuah Kerajaan,
2. Si Ruh ini, ibarat Raja.
3. Pelbagai Indera (senses) dan daya (fakulti) itu ibarat satu Pasukan Tentara.
4. Aqal (akal) itu bisa diibaratkan sebagai Perdana Menteri.
5. Perasaan, hasrat-, nafsu syahwat dst.. itu ibarat Petugas Pemungut Pajak(selalu meminta, menguasai, atau merampas)
6. Marah itu ibarat Petugas Polisi (marah sentiasa cenderung kepada kekasaran dan kekerasan).

Nah perjuangan untuk mengendalikan semua ini sudah diperingatkan oleh Baginda Nabi saw,disebutkan sebagai sebagai Jihad Akbar. Rasakan saja dulu masing-masing, menguasai hawa nafsu begitu tidak mudah bukan? Misalnya saja, hanya sekedar menghindari bicara tidak ghibah (menceritakan keburukan orang lain) bagaimana..? Astaghfirullah..ckckckckckkk

Ruh yang membiarkan kekuatan bawah sadar menguasai kekuatan diatasnya adalah ibarat orang orang yang menyerahkan malaikat kepada kekuasaan Anjing atau menyerahkan seorang Muslim ke tangan orang Kafir yang zalim. Orang yang menumbuhkan dan memelihara sifat-sifat iblis atau kebinatangan akan menghasilkan ciri-ciri atau watak yang sepadan dengannya yaitu iblis atau binatang. Kesempurnaan ruh menguasai jasadnya maka seperti Malaikat. 

Dari semua sifat-sifat atau ciri-ciri ini akan nampak dengan bentuk-bentuk yang jelas di Hari Pengadilan kleak.
1. Orang yang menurut hawa nafsu nampak seperti babi,
2. Orang yang garang dan ganas seperti anjing dan serigala,
3. Orang yang suci seperti Malaikat.

Maka, pengetahuan falsafah yang tepat mengenai Ruh ini bukanlah permulaan yang harus ada dalam perjalanan Agama akan tetapi hasil sebuah proses dari disiplin diri dan berpegang teguh dalam jalan yang lurus/hidayah itu. Sebagaimana Allah firmankan dalam Al-Quran;
" Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami ((hidayah). Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik (beramal shalih). 
(QS.Al-Ankabut: 69)
Semoga Hidayah Allah ditetapkan pada kita dan selalu tercurah buat kita ummat akhir zaman ini, sekalian..
Aamiin..

Wallahu'alam bish-sahawab..

Tidak ada komentar: